OJHUNG
Ojhung
merupakan salah satu permainan atau salah satu seni bela diri dengan
menggunakan tongkat rotan yang disebut juga LOPALO atau KOL POKOL yang
sangat keras dan khas Madura.
Seni
tarung Ojhung dipercaya masyarakat Batuputih sebagai salah satu ritus yang
dapat membebaskan masyarakat dari kemarau yang berkepanjangan. Oleh karena itu,
Ojhung secara resmi hanya dilaksanakan setahun sekali di setiap akhir musim
kemarau.
Konon,
Ojhung pertama kali dipakai oleh empat bersaudara yang sedang mencari sumber
mata air. Saat mata air yang mereka miliki telah mengering, mereka saling maen
Ojhung satu sama lainnya di atas bukit secara bergiliran dan salah satu mereka
menjadi wasitnya. Setelah itu mereka menemukan sumur mata air yang sampai
sekarang menjadi tempat bermain Ojhung setiap tahunnya.
Selain
sebagai ritus menghindarkan diri dari kemarau, belakangan ini Ojhung juga mulai
berfungsi sebagai hiburan dan media adu kejantanan yang dikemas mirip
pertandingan tarung profesional; lengkap dengan pembatas dan karcis masuknya.
Sebagian masyarakat juga mengadakan Ojhung untuk menghimpun dana pembelian
seragam hansip atau sekadar meramaikan acara kampung.
Meskipun
pada pelaksanaannya, masyarakat tidak selalu meminta ijin kepada pemerintah
setempat, karena kemungkinan besar dilarang. Selain permainannya yang cenderung
kasar, Ojhung juga sarat dengan kekerasan antar pendukung dan perjudian. Lebih
jauh, pemerintah setempat juga menertibkan penggunaan senjata melalui ukuran
yang ditetapkan dan juga jadwal pelaksanaannya. Oleh karena itu, masyarakat
seringkali tidak melaporkan pelaksanaan Ojhung karena hal-hal yang mereka
anggap sangat mendasar justru dilarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar